Dalam permainan Mahjong Tiongkok, keputusan yang paling menentukan kemenangan bukan hanya keberuntungan menarik tile, tetapi kemampuan pemain menilai prioritas tile pada setiap langkah. Menentukan tile mana yang harus disimpan, dibuang, atau dikejar mahjong ways 2 membedakan pemain pemula dari pemain berpengalaman. Dengan memahami prinsip perencanaan langkah dan penetapan prioritas tile, pemain dapat membangun tangan yang efisien, fleksibel, serta mampu beradaptasi dengan perubahan keadaan permainan.
Langkah pertama dalam menentukan prioritas tile adalah memahami struktur tangan Mahjong—yakni kombinasi pung (tiga tile yang sama), chow (tiga tile berurutan dalam suit yang sama), dan pair. Ketika seorang pemain mulai membangun tangan, ia perlu mengevaluasi kemungkinan paling realistis untuk membentuk set lengkap berdasarkan tile yang sudah dimiliki. Tile yang memiliki potensi untuk membentuk lebih dari satu kombinasi biasanya diberi prioritas lebih tinggi. Misalnya, tile tengah seperti 4, 5, dan 6 pada suit bamboo, characters, atau dots umumnya lebih fleksibel dibandingkan tile ujung seperti 1 atau 9.
Selanjutnya, pemain perlu menilai potensi konektivitas. Tile yang dapat menjadi bagian dari dua arah kombinasi—misalnya tile 5 dapat membentuk chow 3-4-5, 4-5-6, atau 5-6-7—lebih berharga dibanding tile yang hanya memiliki satu kemungkinan kombinasi. Oleh karena itu, sebelum membuang tile, pemain sebaiknya memeriksa apakah tile tersebut berfungsi sebagai “jembatan” penting dalam progres tangannya.
Selain potensi internal, informasi eksternal dari tile yang terlihat di meja juga sangat berpengaruh. Tile yang sudah banyak keluar umumnya menurun nilainya karena peluang membentuk set tertentu semakin kecil. Jika seorang pemain memegang dua tile identik yang sebagian besar sudah muncul di meja, tile tersebut menjadi kandidat kuat untuk dibuang. Sebaliknya, jika tile tertentu jarang terlihat, ada peluang pemain lain menunggu tile itu—sehingga membuangnya dapat menjadi risiko memberikan kemenangan pada lawan.
Penentuan prioritas juga dipengaruhi oleh gaya tangan yang ditargetkan. Jika seorang pemain membidik tangan ber-pung (mengutamakan triplet), tile duplikat tentu lebih penting dipertahankan. Namun bila mengincar tangan berbasis chow, tile dalam urutan lebih dominan. Pemain yang bermain strategi defensif mungkin memprioritaskan tile yang aman dibuang—biasanya tile yang sudah pernah dibuang lawan—untuk menghindari memicu pung atau chow dari pemain lain.
Aspek waktu permainan juga tidak kalah penting. Mendekati akhir ronde, prioritas berubah dari membangun tangan sempurna menjadi menghindari risiko memberi tile kemenangan pada lawan. Pada tahap ini, tile fleksibel tak lagi sepenting tile “aman”.
Pada akhirnya, perencanaan langkah dalam Mahjong berdiri pada keseimbangan antara strategi ofensif dan defensif. Pemain yang mampu menilai potensi kombinasi, membaca pola tile di meja, serta beradaptasi dengan dinamika permainan akan lebih mudah menetapkan prioritas tile secara tepat. Dengan latihan berkelanjutan, kemampuan ini akan berkembang dan membawa pemain menuju permainan yang lebih konsisten dan menguntungkan.